Sejarah Piala AFF | Paradigma Bintang

Sejarah Piala AFF

Pendirian Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun 1967 yang memiliki tujuan membangun stabilitas, perdamaian, dan kerja sama antara negara-negara kawasan Asia Tenggara di bidang-bidang seperti sosial, budaya, teknik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan lainnya menjadikan ASEAN semakin menunjukkan kemajuan yang signifikan. Di bidang olahraga misalnya, ASEAN rutin menggelar SEA Games dua tahun sekali, ASEAN juga rutin menggelar Piala AFF dua tahun sekali. Semuanya diselenggarakan untuk merekatkan hubungan antarnegara anggota ASEAN. Tulisan ini akan mencoba membahas tentang perjalanan Piala AFF secara historis.

Sejarah Piala AFF
Sumber: Instagram AFF

ASEAN Football Federation Cup atau Piala AFF adalah turnamen sepak bola resmi antarnegara-negara ASEAN di bawah Federasi Sepak Bola ASEAN atau AFF. Secara lini masa, AFF terbentuk melalui pertemuan informal pada tahun 1982 antara beberapa anggota ASEAN yang kemudian menjadi dasar dari lahirnya federasi sepak bola ASEAN yang bertanggung jawab atas kejuaraan sepak bola ASEAN. Pertemuan ini diselenggarakan di Bangkok yang dihadiri oleh Dato' Seri Haji Hamzah Haji Abu Samah (Malaysia), Dato' Peter Velappan (AFC), Mr. Hans Pendelaki (Indonesia), Mr. Fernando G. Alvarez (Filipina), Mr. Pisit Ngampanich (Thailand), Tuan Teo Chong Tee (Singapura) dan Tuan Yap Boon Chuan (Singapura). Pertemuan yang diadakan di sela-sela pertemuan Komite Eksekutif Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Bangkok tersebut bertujuan untuk melihat kemungkinan menyelenggarakan kompetisi kejuaraan klub di antara anggota asosiasi ASEAN. Hal ini cukup beralasan karena pada waktu itu, ada kesenjangan terkait standar kualitas sepak bola antarnegara ASEAN. Keberadaan turnamen dinilai dapat memperbaiki kesenjangan kualitas sepak bola antarnegara ASEAN tersebut.

Lebih lanjut, adanya kerja sama yang erat di bidang sepak bola melalui penyelenggaraan turnamen diharapkan dapat membuat sepak bola ASEAN lebih kompetitif baik di kejuaraan tingkat Asia dan dunia. Setahun kemudian, pertemuan lebih lanjut antara perwakilan asosiasi sepak bola nasional yang sebelumnya pernah bertemu secara informal tersebut diadakan di Kuala Lumpur, Singapura, dan Bangkok sebelum akhirnya AFF diresmikan di Kuala Lumpur, Malaysia. Satu tahun berselang, pertemuan pertama Federasi Sepak Bola ASEAN atau AFF digelar dari tanggal 31 Januari 1984 hingga 1 Februari 1984 di Jakarta dan dihadiri oleh Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Keenam negara tersebut merupakan anggota pendiri AFF. Pada pertemuan tersebut, Mr. H. Kardono dari Indonesia terpilih sebagai Presiden pertama AFF didampingi Pengiran Ibrahim Pengiran Damit dari Brunei Darussalam sebagai Wakil Presiden AFF.

Sejalan dengan cita-cita politik ASEAN untuk mempererat hubungan antarnegara anggota, AFF berupaya mewujudkan cita-cita tersebut dengan menyelenggarakan empat edisi ASEAN Club Championship yang berlangsung dari tahun 1984 hingga 1989. Jadi, turnamen sepak bola AFF pertama kalinya berbasiskan klub sebagai pesertanya. Kejuaraan antarklub ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menentukan tim yang akan mewakili ASEAN di Asian Club Championships melawan klub-klub terbaik di Asia. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan format Kejuaraan Klub Asia yang diselenggarakan AFC setahun kemudian, ditambah lagi dengan kurangnya respon dari anggota asosiasi, serta kendala keuangan, mengakibatkan Piala Champions ASEAN gagal digelar pada tahun-tahun berikutnya.

AFF lalu mengalami masa vakum di mana sebagian besar kegiatan dilakukan hanya berdasarkan atas undangan negara tuan rumah untuk kursus atau seminar tertentu. AFF kembali hidup di tahun 1994, di mana pada waktu itu, Asosiasi Sepak Bola Malaysia memprakarsai kebangkitan AFF dengan tujuan saling membantu dan membereskan urusan manajemen, administrasi, pembinaan dan perwasitan. Kongres pertama AFF setelah masa vakum berhasil diadakan pada tanggal 4 Februari 1994. Kongres diselenggarakan untuk membahas bantuan bagi negara-negara anggota dan untuk menyerahkan kepresidenan AFF kepada Asosiasi Sepak Bola Thailand. Dua tahun kemudian, kongres kembali digelar pada tanggal 3 Juni 1996 di Kuala Lumpur, Malaysia dan berhasil mengubah konstitusi AFF.

Kongres juga menetapkan H.E. Tengku Tan Sri Dato’ Seri Ahmad Rithaudeen Al-Haj Bin Tengku Ismail dari Malaysia sebagai Presiden AFF. Kongres menyepakati adanya ada dua wakil presiden serta ketentuan untuk mengizinkan setiap anggota ASEAN menjadi anggota penuh AFF. Kedua wakil presiden AFF tersebut adalah Mr. Nabon Noor dari Indonesia dan Dato’ Vijit Getkaew dari Thailand sedangkan Dato’ Paul Mony Samuel sebagai Sekretaris/Bendahara Federasi. Pada Kongres yang sama, H Kardono diangkat menjadi Presiden Kehormatan dan Dato’ T.P. Murugasu menjadi Anggota Kehormatan. Hal ini sebagai pengakuan atas jasa mereka sebelumnya. Pada kongres tahun 1996 tersebut juga, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam resmi menjadi anggota AFF.

Terbentuknya kepengurusan AFF melalui kongres di atas berdampak positif terhadap lahirnya semangat baru dari pengurus AFF untuk menggelar turnamen sepak bola ASEAN yang lebih kompetitif dan bernilai ekonomis. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Dato` Worawi Makudi, Sekjen Asosiasi Sepak Bola Thailand dan dipertegas lagi oleh Dato` Paul Mony Samuel, Sekjen Asosiasi Sepak Bola Malaysia yang menyampaikan bahwa mereka memikirkan cara-cara yang dapat membuat AFF lebih menarik bagi sponsor dan mereka juga berpikir bahwa mereka membutuhkan kompetisi yang tidak hanya dapat memberikan dorongan untuk membuat negara-negara anggota AFF lebih kompetitif tetapi juga untuk memberikan pijakan keuangan kepada federasi untuk semua kegiatan lainnya. Mereka kemudian bergerak cepat mewujudkan cita-cita tersebut.

Alhasil, pihak AFF sukses menggaet sponsor guna menyemarakkan turnamen sepak bola AFF. Terbukti saat pertama kali turnamen sepak bola ASEAN untuk sepuluh negara anggota AFF yang melibatkan tim nasional digelar di Singapura tahun 1996 namanya Piala Tiger, karena pada waktu itu, sponsor utamanya adalah Tiger Beer sebuah perusahaan bir asal Singapura. Sponsor ini bertahan hingga mengundurkan diri tahun 2004 yang merupakan gelaran terakhir piala AFF dengan nama Piala Tiger. Baru setelah itu, gelaran Piala AFF memasuki babak baru yang kemudian resmi berganti nama menjadi AFF Championship di tahun 2007. Setahun kemudian (2008) perusahaan otomotif asal Jepang, Suzuki menjadi sponsor resmi turnamen sepak bola AFF sehingga nama turnamen pun berganti menjadi AFF Suzuki Cup atau Piala Suzuki AFF.

Turnamen ini bersifat dua tahunan dengan pernah memakai beberapa skema perlombaan seperti home tournament, yaitu satu negara ASEAN menjadi tuan rumah dari awal hingga akhir turnamen yang berlangsung dari tahun 1996-2000. Baru pada tahun 2002, dua negara (Indonesia, Singapura) menjadi tuan rumah selama fase penyisihan grup. Setelah itu, muncul fase gugur di mana Indonesia menjadi tuan rumah di fase ini hingga partai final. Pada masa 1996-2002, skema semifinal dan semifinal diselenggarakan satu kali di satu negara tuan rumah. Dan mulai tahun 2004 hingga 2016 skemanya tetap terdapat dua negara sebagai tuan rumah. Namun, terdapat laga kandang (home) dan laga tandang (away) pada fase semifinal hingga final. Pada pelaksanaan Piala AFF tahun 2018 semua negara anggota AFF menjadi tuan rumah untuk fase grup dan diberlakukan sistem kandang tandang pada babak semifinal dan final. Dan seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19, pada Piala AFF 2020, format turnamen kembali ke semula dengan satu negara yaitu Singapura sebagai tuan rumah dari awal hingga akhir. Namun, format kandang dan tandang pada babak semifinal dan final tidak mengalami perubahan. Artinya, laga kandang dan tandang tetap dilakukan di satu negara tuan rumah demi menghindari potensi penyebebaran Covid-19.

Piala AFF diikuti oleh semua negara anggota ASEAN dan negara mitra seperti Timor Leste. Selama kurun waktu 1996-2020, gelaran Piala AFF melahirkan beberapa negara sebagai juara. Sepanjang turnamen Piala AFF digelar, Thailand tercatat sebagai negara yang sering keluar sebagai juara dengan predikat tujuh gelar juara (1996, 2000, 2000, 2014, 2016, 2020, 2022), disusul kemudian Singapura dengan empar jelar juara (1998, 2004, 2007, 2012), Vietnam dengan dua gelar juara (2008, 2018), dan Malaysia dengan satu gelar juara (2010). Ada yang menarik terkait fakta juara Piala AFF. Menariknya adalah Indonesia tercatat sebagai negara yang sering keluar sebagai runner up Piala AFF dengan catatan sebanyak enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, 2020). Ini merupakan rekor tersendiri bagi Indonesia yang selama enam kali masuk final, enam kali pula gagal merengkuh gelar juara. Konteks narasi di atas adalah narasi tentang penyelenggaraan Piala AFF untuk timnas Senior. Pada praktiknya, kompetisi sepak bola di bawah naungan AFF memiliki banyak cabang, antara lain: AFF U23 Championship, AFF U18/19 Championship, AFF U15/16 Championship, AFF Women`s Championship, AFF U16 Girl`s Championship, AFF Futsal Championship, AFF Futsal Cup. Inilah narasi historis tentang Piala AFF.

0 Response to "Sejarah Piala AFF "

Post a Comment