Hasil Kocok Ulang Kabinet Kerja 2016 | Paradigma Bintang

Hasil Kocok Ulang Kabinet Kerja 2016

Setelah sempat simpang siur dan publik dibuat penasaran, akhirnya Presiden Joko Widodo Rabu (27/07/16) memperkenalkan dan melantik menteri-menteri baru Kabinet Kerja hasil kocok ulang (reshuffle) Jilid II. Ada beberapa kejutan terkait dengan perombakan kebinet tahun ini, beberapa menteri yang diprediksi akan tetap memimpin suatu kementerian ternyata harus diganti atau pindah tugas memimpin kementerian atau lembaga baru. Misalnya, pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang semula diisi oleh Anies Baswedan kini dipegang oleh Prof. Muhadjir Effendi mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Yang ini benar-benar di luar dugaan, kalau harus menilai kinerja Mendikbud Anies jujur penulis merasa puas. Gebrakannya untuk dunia pendidikan Indonesia bisa dibilang luar biasa. Namun demikian, presiden memiliki hak prerogatif penuh untuk menentukan pembantunya di pemerintahan. 

Presiden yang lebih mengerti dan mengetahui perihal itu, mungkin saja presiden menginginkan adanya pemerataan kesempatan bagi akademisi untuk merasakan bagaimana rasanya duduk di singgasana kementerian. Memimpin suatu kementerian penting dengan segudang idealisme luhur demi terwujudnya anak-anak bangsa yang unggul. Apapun itu, patut ditunggu gebrakan Mendikbud baru selanjutnya.
Kocok Ulang Kabinet Kerja

Berikutnya terjadi perpindahan posisi dari jabatan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) yang dijabat oleh Luhut Binsar Pandjaitan kini menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya menggantikan Rizal Ramli, sementara di pos Kemenkopolhukam dijabat oleh Wiranto, Ketua Umum Partai Hanura. Juga perpindahan posisi jabatan dari Menteri Bappenas yang dijabat Sofyan Jalil kini menjadi Menteri Agararia, Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Sementara pos kementerian Bappenas dijabat oleh Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan.

Berikutnya adalah pergantian posisi Menteri Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) yang sebelumnya dijabat oleh Sudirman Said kini dijabat oleh Archandra Tahar, seorang alumni ITB Bandung dan salah satu pengusul offshore pengelolaan blok Masela. Berikutnya adalah pergantian posisi Menteri Perhubungan yang sebelumnya dijabat oleh Ignasius Jonan kini dijabat oleh Budi Karya Sumadi, mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II. Berikutnya adalah pergantian posisi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang sebelumnya dijabat oleh Marwan Jafar, politisi PKB kini dijabat oleh Eko Putro Sanjoyo, kader PKB juga. Berikutnya adalah pergantian posisi Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang sebelumnya dijabat oleh Yuddy Chrisnandi, politisi Hanura, kini dijabat oleh Asman Abnur, kader PAN. 

Berikutnya adalah pergantian posisi jabatan Menteri Perdagagan yang sebelumnya dijabat oleh Thomas Lembong Trikasih kini dijabat oleh Enggartiasto Lukita, kader Partai Nasdem. Sementara Lembong digeser menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM). Berikutnya adalah pergantian Menteri Perindustrian yang sebelumnya dijabat oleh Saleh Husin, kader Hanura, kini dijabat oleh Airlangga Hartanto, kader Golkar.  

Dan pergantian menteri Kabinet Kerja Jilid II yang paling fenomenal dan mengejutkan adalah kembalinya Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan, ia ditunjuk Presiden Jokowi menggantikan Menteri Keuangan sebelumnya yang dijabat oleh Bambang Brodjonegoro. Sri Mulyani is back! Mantan Menteri Kuangan di Kabinet Presiden SBY itu sempat rmengundurkan diri (resign) dari jabatan Menkeu akibat tensi politik yang menegang akibat terkuaknya skandal dana talangan (bailout) Bank Century yang menyudutkan namanya. Setelah itu, ia dipercaya menjadi Managing Director di Bank Dunia (World Bank). Kini wanita berkarir cemerlang itu didapuk menjadi orang kepercayaan Presiden Jokowi untuk mengurusi keuangan negara.   

Teka-teki pergantian menteri sudah terjawab, kini saatnya para menteri baru di pos jabatan yang masih segar harus membuktikan diri mampu membawa perubahan positif bagi kementerian yang dipimpinnya. Sisa waktu yang dimiliki Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Jokowi tinggal tiga tahun lagi, April 2019 akan ada Pemilu Parlemen dan Pemilu Presiden secara serentak. Semakin baik kinerja Kabinet Kerja, semakin lapang pula masa depan Kabinet Kerja. Kalau sebelumnya Presiden SBY dengan masa tugas (2004-2014) memiliki Kabinet Indonesia Bersatu Jlid I dan Jilid II, kita harapkan Presiden Jokowi memiliki Kabinet Kerja Session 1 dan Session 2  yang dimulai dari 2014 dan berakhir pada 2024. Semoga!       

0 Response to "Hasil Kocok Ulang Kabinet Kerja 2016"

Post a Comment