Awal Mula Kemunculan Peradaban Mesopotamia | Paradigma Bintang

Awal Mula Kemunculan Peradaban Mesopotamia

Peradaban Mesopotamia sampai saat ini diyakini sebagai peradaban tertua yang pernah ada di muka bumi. Namun, perihal tahun pasti yang menandai awal kemunculannya ini masih simpang siur, penuh polemik. Ada yang sangat percaya bahwa kemunculannya dimulai sekitar sejak 5000 SM. Namun, ternyata hal tersebut kurang tepat. Sebenarnya kapan pertama kali peradaban Mesopotamia muncul? Tulisan ini akan mencoba mengulik fakta sejarah tentang tahun awal kemunculan peradaban Mesopotamia. Di tulisan ini, penulis tidak akan mengulas tentang aspek penemuan bidang keilmuan seperti sistem kalender, huruf paku (cuneiform), dan hal umum lainnya terkait aspek peradaban Mespotamia. Mengapa demikian? Hal tersebut telah menjadi pengetahuan mainstream yang jamak diketahui publik.

Awal Mula Kemunculan Peradaban Mesopotamia
Sumber gambar: Britannica

Secara lini masa, peradaban Mesopotamia mulai ada sejak 8000 hingga 3000 Sebelum Masehi. Peradaban yang bermakna kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin jika dikaitkan dengan Mesopotamia dapat dibagi menjadi beberapa fase dan tahapan. Secara asal kata, Mesopotamia sendiri berasal dari dua kata, yaitu meso yang berarti di antara dan potamos yang berarti sungai. Hal ini karena secara geografis, Mesopotamia terletak di antara dua sungai, yaitu Eufrat dan Tigris. Jika dalam konteks sekarang, Mesopotamia itu berada di Irak, Turki Timur Daya, dan Syria Timur. Secara lebih spesifik, peradaban Mesopotamia yang memiliki nama lain peradaban Sumeria ini membentang dari utara Bagdad hingga Teluk Persia dan berada di Asia Barat Daya dan disebut sebagai bagian dari bulan sabit yang subur (fertile crescent).

Fase pertama dari peradaban Mesopotamia bermula pada tahun sekitar 8000 SM. Pada masa ini, masyarakat Mesopotamia mulai membangun peradabannya dengan menanam sereal atau gandum, memelihara hewan, dan tinggal di desa permanen; ciri masyarakat mereka kecil, mandiri, egaliter dengan sedikit perbedaan pekerjaan atau status. Jadi, fase ini adalah masa awal peradaban Mesopotamia yang dicirikan dengan aktivitas bercocok tanam dan pembangunan desa.8 Fase ini menurut data berlangsung hingga tahun 5000 SM. Uniknya, pada masa ini  desa-desa bentuknya kecil dan tersebar, biasanya diperkirakan berukuran kurang dari satu hektar dan dapat menampung 100 hingga 300 orang. Desa-desa tersebut terletak di lahan pertanian terbaik di mana kegiatan pertanian dimungkinkan berlangsung tanpa irigasi. Masyarakat Mesopotamia di masa ini juga beternak domba dan kambing.

Dalam perkembangannya, memasuki 5000 SM masyarakat Mesopotamia mulai lebih modern, mereka mulai mengembangkan praktik irigasi. Mereka juga mengembangkan kompleks pertanian modern seperti sereal hibrid dengan domba, kambing, sapi, serta babi peliharaan. Selain itu, pada 5300 SM masyarakat Mesopotamia juga sudah mulai membangun candi. Ditemukannya ziggurat yang diperkirakan dibangun pada tahun 5000 dan berfungsi sebagai media peribadatan menunjukkan bahwa memang benar masyarakat Mesopotamia sudah mengenal peradaban. Lebih lanjut, pada periode 40003000 SM peradaban Mesopotamia semakin menunjukkan kemajuannya. Pada masa ini, masyarakat Mesopotamia mulai membangun kota. Bahkan, menurut salah satu sumber, pada masa ini kota-kota bertumbuh pesat dan desa-desa berlimpah. Pada masa tersebut, perkembangan dan kemajuan Mesopotamia dibagi menjadi dua, yaitu Mesopotamia bagian utara dan selatan.

Mesopotamia bagian utara pola perkembangannya lebih lambat dari kota-kota di selatan Mesopotamia. Data arkeologis menunjukkan bahwa kemajuan Mesopotamia selatan ditunjukkan dengan adanya penemuan situs-situs seperti Eridu, Ur, Uqair, Tello, Uruk, dan Susa, Ubaid, Ras al-Amiya, dan Hajji Mohammad. Dari situs tersebut, bukti eksistensi pertanian Mesopotamia ditemukan di Ras al-Amiya. Adapun penemuan arkeologis lain dari beberapa situs tersisa berupa arsitektur candi dan tembikar. Lebih lanjut, dari penggalian lain yang dilakukan di situs-situs seperti Uruk, Khafajah, Kish, Ur, dan Nippur menunjukkan fakta unik bahwa adanya skala urbanisme dan banyaknya fitur arsitektur dan artistik yang lebih spektakuler terjadi setelah periode 3000 SM. Menurut data, situs dinasti awal terbesar adalah Uruk, di mana 445 hektar lahannya dikelilingi oleh tembok kota, sementara Khafajah 40 hektar dan Ur 60 hektar.

Ada fakta menarik tentang hubungan agama dan keberadaan kota di Mesopotamia. Keberadaan candi dan teks pada 3000 SM menandakan adanya peran penting agama dalam masyarakat Mesopotamia. Sementara keberadaan kota ditengarai hanyalah perkebunan para dewa yang dikerjakan atas nama mereka oleh masyarakat Mesopotamia. Pusat-pusat candi sendiri diperkirakan mulai didirikan pada tahun 5000 SM. Ada dugaan bahwa kota-kota dan candi-candi memiliki hubungan satu sama lain, hal ini didukung dengan adanya tesis yang menganggap bahwa kota-kota berkembang bersamaan dengan orang-orang berkumpul karena kegiatan keagamaan.

Selain itu, di beberapa pemukiman masyarakat Mesopotamia terdapat candi-candi seperti di Khafajah, di mana candi diperkirakan mulai ada sejak 4000 SM. Candi Sumeria adalah candi besar berbentuk oval dan diyakini mampu menampung masyarakat di dalam kota. Adapun pembangunan candi oval di Khafajah, diperkirakan dibangun sekitar 2700 SM. Pada candi oval tersebut, terdapat dinding lonjong menutupi sejumlah bangunan yang diperkirakan pernah digunakan sebagai gudang, tempat bekerja, dan tempat tinggal para pejabat. Lebih unik dari candi oval, ada ziggurat yang dibangun di atas gundukan buatan di Uruk setinggi 13 meter bahkan terlihat beberapa kilometer lebih tinggi.

Secara perekonomian, pusat kota Mesopotamia berfungsi sebagai pusat redistribusi. Berdasarkan sebuah studi, ada hubungan erat antara produksi surplus dan tingkat stratifikasi sosial di Mesopotamia. Bahwa dalam ekonomi redistribusi, semakin besar surplus, semakin besar tingkat stratifikasi sosial masyarakat. Pada masa ini, masyarakat Mesopotamia sudah mengenal sistem kepala suku yang dipandang memiliki kelebihan dari lapisan masyarakat biasa. Hal ini karena kepala suku pada masa tersebut mampu menghidupi diri dan keluarganya, mampu membayar upah para perajin, dan mampu membeli bahan mentah yang dapat diubah menjadi artefak seperti perhiasan dan pakaian yang berfungsi untuk membedakan pangkatnya dengan yang lain. Pihak lain dalam keluarga resmi penguasa juga mendapat keuntungan dari keberadaan kepala suku atas sumber daya dan pada akhirnya telah diakui memiliki kelas sosial yang berhak atas hak istimewa khusus. Stratifikasi sosial ini juga dikaitkan dengan sistem penggolongan pekerjaan yang sedang berkembang. Di Mesopotamia, sebagian besar surplus tenaga kerja atau makanan digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk membangun dan memelihara candi. Untuk bertahan hidup dan melakukan transaksi, masyarakat Mesopotamia bekerja sama melalui perdagangan, barter, atau cara lain dengan sesama mereka. Inilah sekilas tentang peradaban Mesopotamia.

0 Response to "Awal Mula Kemunculan Peradaban Mesopotamia "

Post a Comment