Alasan Taaruf Harus Diakhiri | Paradigma Bintang

Alasan Taaruf Harus Diakhiri

Saya pernah beberapa kali dikomplain oleh pembaca blog ini, kenapa saya menuliskan hal-hal detail yang membuat saya memutuskan mundur dari proses penjajakan halal bernama taaruf. Dia keberatan dengan apa yang saya tulis, ada yang saya respon, adapula yang tidak saya respon. Kepada yang saya respon saya menjelaskan bahwa saya menuliskan hal-hal yang membuat saya mundur dari taaruf karena saya ingin apa yang saya tulis menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun wanita yang membaca tulisan saya. Tujuannya satu, belajar dari kesalahan orang agar hal serupa tidak ditiru, tidak diulangi.

Ketika saya bilang demikian, dia protes dan masih tidak terima, katanya kan membuat orang yang bersangkutan bisa tersinggung dan terluka jika membaca tulisan tersebut. Sekali lagi, saya jelaskan, kan saya menuliskannya tidak menyebut nama atau merk, jadi suka-suka saya dong mau nulis apa. Toh, niatnya hanya satu, sebagai pelajaran agar diambil hikmahnya. Bukankah di dalam Al-Quran kisah orang-orang terlaknat, salah jalan, dan terkutuk diabadikan secara rapi, malahan ada yang secara tersurat nama-nama pelakunya ditulis secara jelas dan gamblang? Jadi, apakah salah jika saya terinspirasi dari Al-Quran untuk menuliskan cerita pengalaman saya dengan niat yang membaca dapat pencerahan. Saya meyakini tentu tidak, makanya saya terus menulis. Ini perspektif dan belief system yang saya pegang ya. Jadi, bodoh amat dan masa bodoh.



Baik, saya akan coba lanjut mengulik topik tulisan kali ini terkait dengan alasan mengapa taaruf harus diakhiri. Bagi saya pribadi hal ini harus dilakukan jika ada sesuatu yang memang mengganjal seperti contoh, saya beberapa kali mengalami secara nyata, saat proses taaruf melalui dialog tertulis lancar, enak, nyambung, fotonya meyakinkan, pokoknya menjanjinkan banget. Namun, semuanya harus terhenti saat memasuki tahap nadhor, tahap melihat realitas dan fakta. Mencari jodoh itu seperti mencari barang, katakanlah mencari baju, kaos, celana, HP, laptop, aksesoris atau hal lainnya untuk dibeli. Transaksi akan terjadi jika calon pembeli merasa cocok dengan apa yang dilihatnya secara langsung. Begitu juga dengan jodoh, akan berlanjut ke tahap penjajakan yang lebih serius jika calon yang dijajaki dinilai layak, sesuai kriteria dan informasi awal.

Itu artinya, jika dalam tahap nadhor salah satu pihak merasa ada yang tidak sesuai maka besar kemungkinan proses penjajakan akan gagal. Biasanya yang sering terjadi adalah kesesuaian visual antara yang diberikan dengan kenyataan yang ada berbeda 180 derajat. Di foto tampak memesona, namun saat dicek sebaliknya. Jauh panggang dari api. Tidak perlu menampilkan foto yang tampak menarik kalau memang faktanya tidak menarik. Laki-laki normal apalagi yang super normal tentu akan mempertimbangkan dengan matang jika mendapatkan hal seperti ini, ujungnya laki-laki normal dan supernormal tentu akan memutuskan mundur secara elegan. Mengapa mundur? Jawabannya, karena naluri laki-laki normal memang demikian, menginginkan yang OK, yang tidak membuatnya ragu, malu, dan menyesal di kemudian hari. 


0 Response to "Alasan Taaruf Harus Diakhiri"

Post a Comment