Pandangan Saya terkait BPJS Kesehatan | Paradigma Bintang

Pandangan Saya terkait BPJS Kesehatan

Sebelum mengenal BPJS Kesehatan yang ada sekarang, saya mengenal program Asuransi Kesehatan (Askes) dan Jaminan Kesehatan (Jamkesmas). Seiring adanya kebijakan dan semangat baru untuk mengintegrasikan layanan kesehatan sebagaimana amanat undang-undang, maka per Januari 2014 lalu pemerintah secara resmi melebur semua program jaminan sosial di bidang kesehatan menjadi satu, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Saya mengetahui hal ini melalui harian Kompas yang memberitakan secara masif ihwal diluncurkannya BPJS Kesehatan. Saat itu, saya tidak terlalu mengerti dan paham akan seperti apa wujud layanan BPJS Kesehatan. Saya tidak terlalu ambil pusing dan mengikuti lebih lanjut, hanya sekadar tahu bahwa saat ini negara punya badan baru di bidang kesehatan namanya BPJS Kesehatan. 

Sampai suatu hari saya mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), sebuah program yang digagas Presiden Joko Widodo dalam kampanye politiknya pada Pilpres 2014. Saya membaca secara saksama narasi KIS yang saya terima, saya perhatikan identitas nama saya, nomor kartu KIS, alamat, tanggal lahir, fasilitas kesehatan tingkat pertama saya. Semuanya jelas tercakup dalam satu kartu tersebut, istimewanya kartu tersebut bertuliskan BPJS Kesehatan. Dari sinilah saya mulai tertarik dengan layanan BPJS Kesehatan, apakah semenarik kartunya? Jawabannya, iya. Layanan BPJS Kesehatan bisa dibilang cukup menarik. Menariknya adalah peserta tidak perlu khawatir lagi tidak mendapat perawatan dan fasilitas berobat. Selama terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan mau sakit apa pun akan dilayani.

Saya yang saat itu terdaftar sebagai peserta kelas III pernah opname, nyatanya saya mendapat perawatan yang memadai. Hanya saja memang yang membedakan hanya ruang inap. Ruang inap peserta BPJS jika harus opname dibedakan berdasarkan kelas layanan yang dipilih. Kelas I sesuai namanya jika opname pasti dirawat di ruang VVIP. Kelas II di kelas bisnis, satu kamar berisi 2-3 orang, dan kelas III di kelas ekonomi, satu kamar diisi pasien bersama.

Meski beda kamar, namun ternyata, seluruh obat sama saja. Tidak ada yang berbeda. Yang membedakan hanyalah ruang inap jika harus dirawat di puskemas atau rumah sakit. Inilah kelebihan layanan BPJS kesehatan, tidak membeda-bedakan obat dan pasien. Semuanya diperlakukan sama.

                                                        Ditulis untuk mengikuti lomba blog yang diadakan BPJS Kesehatan.

#DigitalisasiBPJSKesehatan

0 Response to "Pandangan Saya terkait BPJS Kesehatan"

Post a Comment