Berani Bertanya Selamat di Jalan | Paradigma Bintang

Berani Bertanya Selamat di Jalan

Adalah pengalaman yang senantiasa mengingatkan diri agar selalu ingat bahwa di manapun manusia berada, selagi ia tidak tahu dan buta akan sesuatu, apapun itu, ia mesti sadar, ia memiliki jurus yang harus dipakai. Jurus itu berupa mulut yang harus aktif bergerak, menanyakan segala yang tertutup tirai, membuka tirai tersebut dan memastikan bahwa ia bisa masuk ke dalamnya. Mulut sejatinya harus difungsikan dan diberdayakan, bagaimana caranya? Mulut yang kata orang memiliki komponen inti lidah tak bertulang harus diaktifkan untuk bertanya, menyapa orang sekeliling dengan elegan. Iya, jurus mulut bergerak aktif adalah jurus pamungkas yang dimiliki setiap insan untuk bisa keluar dari kegelapan akibat tersesat di jalan, tidak menguasai medan suatu persoalan atau hal-hal lain di luar kendalinya.

                                              PARADIGMA/ZAHIR ALFATIH
"Berani Bertanya Selamat di Jalan" adalah gagasan orisinil yang digagas penulis sebagai turunan dari adagium "Malu Bertanya Sesat di Jalan". Harapannya, gagasan ini bisa menginspirasi pembaca bahwa bertanya jurus ampuh yang dimiliki manusia melawan kesesatan dan kebodohan.
Memberanikan diri bertanya adalah kunci segalanya, setidaknya ini pengalaman empiris yang saya rasakan. Sekedar bercerita saja, dahulu saya pribadi pasif, pemalu, dan pendiam. Namun, perlahan sikap pasif itu berubah seiring dengan adanya tekad dan motivasi untuk maju, lepas dari kejumudan dan ketertinggalan. Alhasil ketika saya berpetualang kemanapun lalu di tengah perjalanan saya merasa bingung akan arah jalan yang saya tuju,  atau saya terlanjur salah arah jalan, bahkan tersesat sekalipun, dalam pada itu saya saya tidak sungkan untuk permisi numpang bertanya kepada orang yang saya jumpai perihal arah jalan dan rute yang semestinya dilalui.

Tidak peduli siapapun orangnya, mau kaya atau miskin, tua atau muda, laki atau perempuan, selagi saya gundah dan bodoh akan peta dan jalur jalan saya tanya saja. Meskipun kadang ada di antara jawaban manusia yang saya tanya memberi jawaban yang kurang akurat, atau setengah hati, saya tidak peduli, yang penting saya bertanya dulu, bahasa kerennya action dulu.  Tuhan tidak tidur, sekalipun ada manusia yang saya tanya menjawab yang tidak semestinya dan cendrung menjauhkan saya dari tujuan, terkadang ada saja kejutan yang diberikan Tuhan. Contoh, suatu ketika saya bermaksud untuk berkunjung ke suatu alamat instansi di Jakarta, ketika saya coba bertanya kepada manusia yang saya jumpai perihal alamat instansi yang dimaksud dia memberi jawaban: “Kalau mau ke alamat kantor tersebut masih jauh, sekitar puluhan kilometer dari sini, lebih baik naik bajai atau ojek nanti turunnya pas di depan kantor,” ucapnya.

Tidak puas dengan jawaban tersebut, saya memutuskan untuk berjalan kaki mengikuti irama hati sambil berharap ada yang memberi saya jawaban yang tepat. Benar saja, selang beberapa langkah saya berjalan, ada sosok pria paruh baya yang berjalan di samping saya, hati saya bergumam sepertinya saya mesti bertanya lagi perihal alamat yang saya cari. Sambil tersenyum saya memberanikan diri bertanya lagi. “Pak, permisi mohon maaf, saya sedang mencari alamat ini, saya ada keperluan di instansi tersebut, kira-kira di mana ya pak?” Mendengar pertanyaan saya tersebut, dengan bijak dan penuh hangat ia menjawab: “Oh, mau ke alamat ini, bareng saja, kebetulan saya kerja di situ, ini udah dekat sekitar 500 meter lagi udah sampai,” ujarnya penuh hangat. Alangkah leganya hati saya waktu itu, ternyata di balik kesukaran ada kemudahan, di balik keculasan ada ketulusan. Berkat keberanian bertanya dan pantang patah arang, akhirnya saya bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat.


Demikian pula dalam memahami suatu ilmu, keberanian bertanya masih menjadi jurus andalan saya melawan kebodohan dan kebengkokan cara berpikir,  bertanya menjadikan saya lebih bijak dan paham akan suatu persoalan. Jujur, keberanian bertanya juga yang menyelamatkan saya dari kesesatan memandang suatu masalah karena dengan bertanya saya mengetahui hakikat suatu masalah sehingga bisa tahu solusi dan jalan mana yang mesti ditempuh. Sederhananya, saya ingin mengatakan: ”Bertanyalah selagi bertanya itu gratis dan tidak dilarang, tapi ingat, janganlah bertanya kepada rumput yang bergoyang, karena sampai kiamat pun dijamin ia tidak akan pernah memberi anda jawaban yang dimaksud. Bertanyalah kepada manusia berakal sehat yang bisa dijangkau.“ 

Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #AskBNI

0 Response to "Berani Bertanya Selamat di Jalan"

Post a Comment