Cinta dan Risikonya | Paradigma Bintang

Cinta dan Risikonya

Secara naluriah wanita diciptakan berbeda dari laki-laki, wanita cendrung perasa, laki-laki cendrung pemikir. Dalam realitas keseharian, wanita seringkali menggunakan emosi dan perasaan lebih besar dibandingkan akal sehat dan logikanya. Benarkah ini? tanyakanlah pada diri sediri dan jawablah di hati masing-masing tanpa harus berisik. Akibat keseringan memakai perasaan dan emosi, wanita acapkali lupa daratan, tidak sadar kalau dirinya kini sudah ada di segitiga bermuda, sebentar lagi akan ditelan misteri segitiga gaib disana.
 
Setidaknya ini kisah yang saya dapatkan dari lingkungan sekitar, sebut saja namanya Bunga, dia ternyata jatuh cinta dengan seorang lelaki yang merupakan orang dekatnya, tidak lain dan tidak bukan temannya sendiri. Anggap saja nama lelaki itu Bintang, kemana sang pujaan berada, Bunga dipastikan menguntit di belakangnya. Awalnya, lelaki itu biasa saja, tidak berlebihan dan cendrung cuek dengan wanita yang sering menguntit dan mencoba mendapatkan perhatiannya. Memang benar kata pujangga, kalau udah cinta, apapun akan dilakukan. Berbekal cinta, Bunga terus saja melancarkan serangan cintanya kepada sang pujaan, berbagai modus ia lakukan, mulai dari gombal sampai perhatian khusus yang aduhai. Tak pelak, gelagat bunga-pun terbaca oleh teman-teman yang lain, hingga pembicaraan tentangnya riuh dan ramai di antara sesama mereka. Tidak sedikit yang manas-manasi Bintang, namun tidak sedikit teman yang kena semprot olehnya.

Hampir setiap hari, Bintang dan Bunga menjadi bahan bully teman-temannya, hingga pada suatu waktu, Bintang tidak kuat juga dan mulai berekasi berlebihan. Terhadap Bunga yang selalu menguntit dan menaruh rasa, ia lantang berkata: ''Sudahlah, kamu jangan terlalu berharap banyak dengan saya, kita temanan saja, saya tidak ada maksud untuk menjalin cinta denganmu, kamu bukan tipe saya''. Sebuah ungkapan yang perempuan manapun mendengar pasti merasa sakitnya tuh disini. Sehari dua hari, ia mulai jaga jarak, namun karena dasarnya Bunga sudah kepincut dengan Bintang, rasa yang ia punya terus saja ia pupuk, sambil lalu berharap Bintang mau membuka hati.

Setiap ada celah untuk dekat dengan Bintang, tidak ia buang percuma, pernah suatu ketika Bintang ikut audisi nyanyi, Bunga hadir dengan segala harap, bisa memberi dukungan langsung dan melakukan pendekatan. Namun, apa yang terjadi? Bintang, tak sedikit-pun membuka hati dan menerima Bunga, di sela-sela audisi, Bunga pura-pura bawa perasaan, ia pakai modus tanya lokasi kamar kecil dimana dan minta dianter Bintang. Spontan saja, Bintang menjawab, sana berangkat sendiri, udah besar masih saja manja. Haha..namanya saja dimabuk asmara bro. Begitulah mungkin jawabannya.

Perjuangan Bunga untuk membuka pintu Bintang tidak sampai disitu saja, berbagai upaya baik langsung maupun tak langsung tetap ia lakukan. Pernah ia mencoba gombal; kamu sih bang, jadi baper nih. Namun, karena memang tidak ada rasa, jawaban Bintang, datar saja, tidak menggubris dan merespon Bunga. Sikap Bintang yang terkesan cuek dan angkuh kepada Bunga tak ayal membuat temannya bertanya, kenapa tidak diterima saja cintanya Bunga bro?  Bintang dengan ketusnya menjawab, kenapa tidak kamu saja bro yang jadian sama dia? Kalau saya jelas ogah, dan tidak mau. Saya kan normal, pengen dapat yang sesuai tipe dan kriteria saya. Oh, jadi begitu ya, perasaan memang tidak bsa dibohongi, yang satu cinta mati yang satu lagi benci mati. hehe..ada-ada saja.

0 Response to "Cinta dan Risikonya"

Post a Comment