Menjadi Penyuluh Bahaya Narkoba | Paradigma Bintang

Menjadi Penyuluh Bahaya Narkoba

Hidup adalah panggung sandiwara yang menampilkan begitu banyak peranan. Demikian pula dengan perjalanan saya, jika sebelumnya saya berperan sebagai penggagas acara dan fasilitator Seminar dan Sosialisasi Bahaya Narkoba dan HIV AIDS, kali ini saya diminta berperan sebagai penyuluh sekaligus pengampanye (campaigner) bahaya narkoba. Jujur, saya sangat bahagia diberi kesempatan mengkomunikasikan bahaya narkoba, apalagi yang menjadi peserta adalah pelajar-pelajar yang masih segar. Saya tidak membuang percuma kesempatan bertemu dengan para pewaris negeri, pemilik masa depan Indonesia, saya gunakan waktu dengan memberikan pencerahan dan pemahaman bahwa Indonesia adalah rumah bersama yang  harus dijaga dari serangan dan marabahaya narkoba. 

PARADIGMA/ZAHIR ALFATIH
Dalam sejarah hidup, baru pada momentum tersebut saya harus bicara tentang narkoba dan strategi untuk menghajarnya. Saya sampaikan bahwa narkoba sudah sedemikian parahnya, bahkan ia bersama korupsi dan terorisme menjelma sebagai kejahatan yang sangat luar bisa (extra ordinary crime). Menurut data Badan Narkotika Nasional, pada tahun 2014, jumlah pemakai narkoba di Indonesia mencapai 4,1 juta jiwa. Dan narkoba menyumbang angka kematian sebesar 12.045 jiwa per tahun. Ironisnya, sebanyak 1,284,871 atau 71% pengguna narkoba adalah pelajar SLTA (61%) dan mahasiswa Perguruan Tinggi (10%). Menyadari hal itu, semua pihak harus bersatu memerangi narkoba. Ditinjau dari sudut pandang manapun, mengonsumsi dan berdagang narkoba tidak ada manfaatnya. Bencana besar bagi siapapun yang mengonsumsi dan bersekutu dengan narkoba. Tidak sedikit manusia yang terjerat narkoba, dimana tidak sedikit pula manusia yang mati konyol akibatnya. Dari sudut pandang hukum, sudah begitu banyak manusia yang harus menghabiskan waktu di penjara, kehilangan karir dan reputasi, menjadi buronan. bahkan ditembak mati karena  narkoba. Tidakkah kita belajar dari semua itu?

Sebagai manusia waras, mengantisipasi serangan dan ancaman narkoba bisa ditempuh dengan stategi-strategi seperti: selalu mencintai diri dan membentenginya dari anasir-anasir perusak (love your life). Tujuannya, agar apapun, siapapun yang mencoba merusak diri kita dengan misal menjebak dengan hal-hal yang bersifat memancing dan menipu, kita akan selalu waspada menghadapinya. Indikator cinta adalah, kerelaan untuk mempertahankan diri dari segala ancaman dan serangan, termasuk dari narkoba. Menyibukkan diri dengan hal-hal positif adalah strategi yang coba saya bagikan bagi peserta guna membendung serangan brutal narkoba. Semakin sibuk manusia, semakin kecil kemungkinan terpengaruh narkoba, karena sibuk itu sehat. Segera menjauh dari lingkungan yang tidak kondusif adalah saran saya bagi peserta agar mereka benar-benar bebas dari jangkauan narkoba, saya katakan pada mereka, jangan pernah takut untuk mengatakan tidak pada siapapun yang mencoba mengajak anda mengonsumsi narkoba. Lingkungan memiliki andil besar bagi kepribadian seseorang, jika kita hidup di lingkungan pecandu dan bandar narkoba, peluang terjerumus kedalamnya cukup besar. Karenanya, menjauh dari lingkungan setan tersebut adalah pilihan bijak agar kita aman dari bahaya narkoba.

0 Response to "Menjadi Penyuluh Bahaya Narkoba"

Post a Comment