Dana, Sang Anak Pulau Berkarakter Luhur | Paradigma Bintang

Dana, Sang Anak Pulau Berkarakter Luhur

Alkisah hiduplah sekelompok masyarakat di sebuah pulau terpencil bernama Lawit. Pulau ini berada di tengah lautan. Luasnya sekitar 1500 meter persegi. Jumlah penduduknya 200 jiwa. Meski begitu, Pulau Lawit memiliki anak-anak hebat yang membanggakan. Salah satu di antara mereka, sebut saja namanya Dana. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini hidup bersama kedua oang tua dan dua kakaknya. Dana juga merupakan murid kelas 5 SD di sekolah satu-satunya yang ada di Pulau Lawit. Dana menghabiskan hari-harinya di pulau dengan bersekolah, bermain, dan membantu orang tuanya. Di sekolah Dana dikenal sebagai sosok anak yang rajin salat, pandai mengaji, baik kepada teman, hormat pada guru, dan berprestasi. 

Suatu hari saat Dana sedang asyik membaca bersama Gina dan Rani di perpustakaan sekolah, tiba-tiba ia mendapat panggilan dari ruang majelis guru. 

“Dana, dipanggil Kepala Sekolah Ibu Rika,” kata Ahmad. 

“Baik, terima kasih kawan, saya akan segera menghadap beliau,” jawab Dana.

“Permisi, assalamualaikum bapak ibu, barusan saya mendapat kabar dari Ahmad, katanya saya dipanggil Ibu Rika,”  ucap Dana di depan pintu kantor majelis guru. 

“Waalaikumsalam, iya benar nak, ibu memanggil Dana,” jawab Ibu Rika.

“Kira-kira ada apa ya bu, Dana dipanggil?” tanya Dana.

“Dana silakan duduk nak, ibu akan menjelaskan maksud memanggil Dana,” pinta Ibu Rika.

Dana kemudian masuk ke ruangan kantor lalu duduk sopan. 

“Jadi begini nak, dua minggu lagi, sekolah akan menghadapi lomba azan tingkat kecamatan dan sekolah bermaksud menunjuk Dana sebagai perwakilan sekolah, apakah Dana bersedia?” tanya ibu Rika.

“Bismillah, Dana siap bu,” jawab Dana.

“Alhamdulillah kalau begitu nanti Dana akan dibimbing oleh Bapak Muhsin ya,” respon Ibu Rika.

“Baik ibu, saya siap berlatih dengan Bapak Muhsin, terima kasih bu atas kepercayaannya,” Ucap Dana.

Sejurus kemudian bel sekolah berbunyi, pertanda jam masuk kelas sudah tiba. Dana lalu pamit untuk masuk kelas.

“Dana izin mau masuk kelas ya bu, Assalamualaikum,” pamit Dana kepada Ibu Rika.

Setelah bertemu Ibu Rika dan mendapatkan kepercayaan akan menjadi wakil sekolah dalam lomba azan tingkat kecamatan, Dana kemudian berlatih secara serius bersama Bapak Muhsin, seorang guru Pendidikan Agama Islam untuk mempersiapkan lomba. 

Hari demi hari Dana menjalani latihan dengan disiplin serta tidak lupa memanjatkan doa dalam setiap sujud dan setelah selesai salat. Dana juga mengabarkan orang tua dan kedua kakaknya perihal dirinya dipercaya menjadi perwakilan sekolah dalam lomba azan tingkat SD se kecamatan. Kepada mereka Dana memohon doa restu.

“Bapak, ibu, kakak-kakak, dua minggu lagi Dana akan mengikuti lomba azan tingkat SD se kecamatan, mohon doanya ya, semoga berhasil,” ucap Dana.

“Iya, nak, bapak dan ibu pasti mendukung dan mendoakanmu,” sahut bapak Dana.

“Tenang dik, kakak pasti mendoakanmu,” ucap Salma kakak Dana.

Dan hari perlombaan pun telah tiba. Dana dengan didampingi Bapak Muhsin pada hari yang cerah itu berangkat ke kecamatan untuk mengikuti lomba azan.

Sesampai di kecamatan, Dana dan Bapak Muhsin mengisi daftar hadir serta menyerahkan surat keterangan mewakili sekolah. Setelahnya, panitia mempersilakan mereka untuk memasuki ruangan aula kecamatan.

Beberapa waktu kemudian, peserta-peserta dari sekolah lain mulai berdatangan dan suasana kecamatan mulai ramai. Satu per satu mereka mengisi daftar hadir dan menyerahkan berkas administrasi. Ruang aula pun mulai penuh dengan para peserta lomba azan beserta pendampingnya. Sejurus kemudian panitia mengumumkan bahwa lomba akan segera dimulai. Panita pun mempersilakan para juri memasuki aula.

Dan acara yang ditunggu-tunggu tiba juga, pembawa acara yang ditunjuk panitia pagi itu resmi membuka acara dan kemudian mempersilakan juri menyampaikan kriteria penilaian lomba azan.

“Kami menyampaikan bahwa ada tiga aspek yang akan kami nilai, yaitu: Pertama, kelancaran. Kedua, kejelasan suara. Ketiga, aspek kemerduaan suara,” ucap ketua dewan juri mewakili dua anggota dewan juri lainnya.  

Satu per satu peserta menampilkan kumandang azan versi terbaiknya hingga tiba saatnya Dana mendapatkan giliran tampil.

“Giliran berikutnya, kami panggil peserta atas nama Dana,” panggil panitia.

Mendengar panggilan tampil, Dana segera bersiap-siap menuju panggung.

“Bapak Muhsin, doakan Dana lancar ya,” ujar Dana.

“Iya, semangat ya,” jawab Bapak Muhsin.

Dana kemudian menuju panggung dan tampil di hadapan dewan juri. 

“Allahu akbar, Allahu akbar 4 kali, asyhadu alla ilaha illallah 2 kali, asyahadu anna muhammadarrasulullah 2 kali, hayya alassolah 2 kali, hayya alalfalah 2 kali, Allahu akbar 2 kali, la ilaha illallah,” Dana menutup kumandang azannya dengan tahlil.

Setelah tampil, Dana lalu menuju tempat duduk semula dan bersama dengan Bapak Muhsin ia menyaksikan peserta lain tampil sekaligus menunggu pengumuman pemenang lomba.

Panitia pun memanggil peserta terakhir untuk tampil.

“Berikutnya, kami panggil peserta terakhir atas nama Budi,” ujar panitia.

Budi kemudian menuju panggung dan menampilkan lantunan azannya hingga selesai. Setelah Budi tampil, panitia kembali muncul dan menyampaikan informasi penting tentang lomba.

“Bapak ibu dan anak-anak peserta lomba azan yang kami banggakan, semua peserta sudah tampil dan kini tiba saatnya kami panitia mempersilakan dewan juri mendiskusikan hasil penilaianya tentang pemenang lomba azan, mari kita tunggu bersama informasi pemenang dari dewan juri. Sembari menunggu pengumuman, bapak ibu dan seluruh peserta diperkenankan untuk santai sejenak,” kata panitia.

Dana, Bapak Muhsin, seluruh peserta dan pendampingnya kemudian menyambut baik imbauan panitia. Mereka menikmati hidangan yang diberikan panitia dan saling berinteraksi satu sama lain.

Di tengah asyiknya mereka bercengkrama, panitia kembali bersuara.

“Para hadirin yang berbahagia, dewan juri sudah mendiskusikan hasil penilaian mereka dan kini tiba saatnya kita mendengarkan pengumuman pemenang lomba azan dari dewan juri. Kepada dewan juri kami persilakan,” pinta panitia kepada dewan juri.

“Baik, terima kasih kepada rekan-rekan panitia, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, setelah merampungkan penilaian akhir, kami memutuskan juara 1, juara 2, juara 3 lomba azan tingkat SD se kecamatan sebagai berikut: Juara 3 jatuh kepada ananda Farhan, Juara 2 jatuh kepada ananda Budi, dan Juara 1 jatuh kepada ananda Dana. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” tutup ketua dewan juri.

Dana yang diumumkan sebagai pemenang pertama lomba azan hari itu tampak sangat berbahagia. Ia senang bisa mengharumkan nama baik sekolah dan membawa pulang piala serta hadiah berupa uang pembinaan. Sesampai di rumah, Dana lalu membagi uang hadiah tersebut sebagian kepada orang tua, kakak, tetangga, dan teman-temannya.

Dana bertekad prestasi tersebut akan menjadi penyemangat dirinya untuk senantiasa menjadi anak yang rendah hati, berbakti kepada orang tua, patuh pada guru, berbagi kepada teman, dan menjadi kebanggaan sekolah.

Tulisan di atas kemudian dihargai apresiasi digital sebagai berikut.


0 Response to "Dana, Sang Anak Pulau Berkarakter Luhur"

Post a Comment