Melihat Praktik Baik SMK sebagai Pusat Keunggulan dan Dampaknya | Paradigma Bintang

Melihat Praktik Baik SMK sebagai Pusat Keunggulan dan Dampaknya

Di antara 24 episode Merdeka Belajar yang sudah berjalan, episode SMK Pusat Keunggulan sangat menarik untuk diikuti perkembangannya. Hal ini cukup beralasan karena semenjak diluncurkan pada 17 Maret 2021 lalu, pendidikan vokasi yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek benar-benar menghasilkan output atau luaran yang cukup menggembirakan. Dengan pendekatan project based learning (PBL), sinergi dunia usaha dunia industri (DUDI) yang diterapkan pemerintah beserta para pemangku kepentingan pendidikan vokasi di daerah, siswa-siswi SMK kini dibentuk untuk menjadi manusia terampil, memiliki mindset entrepreneur, serta memillki soft skill penting seperti kolaboratif, adaptif, kritis, kreatif, produktif, dan komunikatif. Mereka ditempa menjadi SDM-SDM unggul harapan bangsa.

Kita dapat melihat lulusan-lulusan SMK dewasa ini banyak yang terserap dunia kerja, menjadi pekerja terampil di industri padat karya, menjadi wirausaha serta memiliki daya saing yang baik. Ini artinya, SMK Pusat Keunggulan pelan tapi pasti sukses menjadi kawah candradimuka pembangunan SDM unggul yang berpusat pada keahlian, kewirausahaan sehingga setiap lulusan SMK diharapkan mampu memutus angka pengangguran dan ketidakberdayaan.

Melihat Praktik Baik SMK sebagai Pusat Keunggulan dan Dampaknya
Sumber gambar; Kmendikbudristek

Sebagai bukti, beberapa waktu lalu, kita dibuat bangga dengan kabar suksesnya Efi Afifah, seorang siswi SMK NU Banat Kudus, Jawa Tengah yang sukses memperkenalkan karya desainnya di Hongkong Fashion Week 2023. Sebelumnya, ia keluar sebagai juara dua lomba desain fashion tingkat nasional dan mendapatkan hadiah untuk mengikuti pameran karya di Hongkong Fashion Week. Istimewanya, saat Afifa mengikuti pameran di Hongkong tersebut, karya desainnya banyak diminati oleh pengunjung yang berasal dari negara-negara lain. Ini baru satu cerita tentang kedahsyatan program Merdeka Belajar yang komitmen untuk menjadikan SMK sebagai episentrum keunggulan anak bangsa.

Selain cerita dari Afifa,  ada kisah membanggakan lain yang datangnya dari mahakarya siswa-siswa SMKN 2 Salatiga beserta beberapa SMK swasta di Salatiga (SMK Muhammadiyah Salatiiga, SMK Saraswati Salatiga, SMK Model PGRI Mejayan) yang sukses berkolaborasi dengan PT D`Tech dalam membuat kursi penumpang untuk kereta api kelas eksekutif dan kereta rel diesel elektrik MakassarPare Pare. Hasil produksi buah kolaborasi antara sekolah vokasi dan dunia industri tersebut kini sudah dapat dinikmati oleh para penumpang kereta api Trans Sulawesi yang resmi beroperasi pada 29 Maret 2023. Inilah bukti nyata bahwa anak SMK bisa, anak SMK memiliki kreativitas dan produktivitas yang luar biasa.

Dua cerita ini hanyalah pembuka dari banyak cerita hebat lain yang belum terekspos tentang praktik baik dari program SMK Pusat Keunggulan yang telah dirintis pemerintah dua tahun sebelumnya. Dalam menghadapai era persaingan industri yang semakin ketat dan tantangan kehidupan yang semakin kompleks di mana dalam beberapa tahun mendatang, tepatnya di tahun 2030 dan tahun-tahun berikutnya Indonesia akan menghadapi bonus demografisuatu kondisi di mana penduduk usia produktif lebih banyak dari penduduk berusia tidak produktif−maka kebutuhan akan tenaga kerja terampil dan terbukanya lapangan kerja menjadi keniscayaan agar bonus demografi Indonesia menjadi berkah bukan sebaliknya menjadi musibah atau bencana.

Berangkat dari kesadaran tersebut, hemat saya, kebijakan pemerintah dengan proram Merdeka Belajar yang memberikan proporsi khusus bagi pendidikan vokasi sudah ideal. Tinggal sekarang, bagaimana pemerintah melakukan langkah-langkah strategis agar semua SMK yang ada di Indonesia benar-benar menjadi sentral pembangunan keahlian yang bisa mencetak lulusan yang siap berkarya dan berkiprah di dunia kerja yang sesungguhnya. Kita bisa membayangkan, betapa hebatnya pendidikan vokasi Indonesia jika masing-masing jebolan SMK setelah lulus dari SMK, ia sudah memiliki keahlian sesuai bidang yang ditekuni dan bisa langsung diaplikasikan di mana pun ia berada.

Jika ia memiliki minat untuk bekerja di sektor industri, ia bisa berkarir di industri sesuai keahliannya. Namun, jika lebih berkenan untuk berwirausaha maka yang bersangkutan bisa membuka usaha sesuai passion dan keterampilan yang ia dapatkan dari bangku SMK. Terkait hal ini, sejatinya pemerintah perlu memberikan pendampingan dan fasilitasi modal atau hal lain yang dibutuhkan lulusan SMK yang ingin membuka usaha agar bakat yang ia miliki serta minat membuka lapangan usaha baru dapat tersalurkan dengan baik.

Gambarannya, bagi lulusan SMK yang memiliki keterampilan di bidang tata busana, maka ia dapat membuka usaha jahit pakaian, desain busana dan sebagainya. Bagi lulusan SMK yang memiliki keahlian di bidang otomotif, tata boga, multimedia, perikanan, pertanian, peternakan atau bidang relevan lainnya maka ia dapat membuka usaha di bidang tersebut. Dengan begini, saya berkeyakinan para lulusan SMK benar-benar dapat berdaya saing dan produktif, tidak menjadi lulusan yang menganggur sehingga bonus demografi Indonesia menjadi anugerah.

Semakin banyak lulusan SMK yang berdaya karena terserap pasar kerja dan menjadi pengusaha maka akan semakin berdampak positif bagi kemajuan bangsa. Wujudnya, jumlah angkatan kerja bertambah, lapangan kerja baru tercipta sehingga produk nasional bruto meningkat. Kita juga berharap semoga lulusan SMK dapat berkontribusi signifikan bagi tumbuhnya ekonomi nasional di atas angka enam persen sebagai syarat Indonesia bisa terlepas dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) sehingga visi Indonesia menjadi negara maju dapat terwujud dengan nyata. Semoga!

0 Response to "Melihat Praktik Baik SMK sebagai Pusat Keunggulan dan Dampaknya"

Post a Comment