Bahasa Ibu Terancam Punah | Paradigma Bintang

Bahasa Ibu Terancam Punah


25 Februari 2020 lalu, saya berkesempatan mengikuti acara tahunan yang digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. Acara itu bertajuk "Gelar Wicara Hari Bahasa Ibu Tahun 2020". Bagi saya pribadi, ini pengalaman pertama berpartisipasi dalam acara kebahasaan. Pertimbangan saya iseng daftar dan mengikuti acara tersebut karena menarik, dan sarat akan nilai nasionalisme. Dari acara ini saya menjadi tahu beberapa hal: bahwa jumlah bahasa ibu di Indonesia berjumlah 718 (data 2018). Selain itu, keberadaan bahasa ibu di Indonesia dalam ancaman serius.


Dikatakan demikian karena jumlah bahasa ibu terancam punah oleh derasnya perkembangan zaman. Data Badan Bahasa menunjukkan bahwa ada 11 bahasa daerah punah dan 25 bahasa daerah terancam punah. Pemerintah menyikapi serius ancaman tersebut dengan cara-cara seperti, membantu komunitas-komunitas lokal atau interlokal yang peduli dengan kelestarian bahasa ibu, mendukung mereka dengan pendekatan program, pendanaan, dan sebagainya. Kebetulan pada acara tersebut tampil beberapa sosok pemerhati kelestarian bahasa daerah yang diundang khusus ke Jakarta untuk berbicara terkait langkah-langkah nyata mereka dalam menjaga bahasa daerah mereka tetap lestari meski saat ini zaman sudah begitu menggerus sendi-sendi kehidupan bangsa. Sedikitnya ada pelestari bahasa ibu asal Jambi beserta komunitasnya lengkap dengan Bupati dan jajarannya hadir. Mereka juga menampilkan kreasi yang mereka kenal sebagai dideng. 


Bahasa Ibu Terancam Punah

Dari timur Indonesia juga tampail sosok individu nyentrik asal Maluku yang berbagi tentang bagaimana suka duka sekian dekade berjuang melestarikan bahasa ibu serta kearifan lokal masyarakat Maluku. Namun tahukah anda apakah itu bahasa ibu? Bahasa ibu adalah merujuk ke bahasa pertama anak, bahasa yang dipelajari di rumah dari anggota keluarga yang lebih tua. Dalam konteks Indonesia, bahasa ibu diidentikkan dengan bahasa daerah atau bahasa lokal. 

Secara global, UNESCO memperkirakan bahwa sekitar 3.000 bahasa daerah akan punah di akhir abad ini. Hanya separuh dari jumlah bahasa yang dituturkan oleh penduduk dunia saat ini yang masih akan eksis pada tahun 2100 nanti. Adapun daerah yang paling rawan untuk kepunahan bahasa adalah daerah dengan tingkat keragaman bahasa terbesar seperti Melanesia, Afrika Sub-Sahara, atau Amerika Selatan. UNESCO sendiri menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Bersamaan dengan datangnya bulan Juni sebagai lahirnya Pancasila, yuk kita rawat bahasa ibu dengan sebaik-baiknya.


0 Response to "Bahasa Ibu Terancam Punah"

Post a Comment