Seburuk-buruknya Tulisan | Paradigma Bintang

Seburuk-buruknya Tulisan

Pernahkah Anda menulis? Pernahkah Anda ragu untuk mempublikasikan atau mengirimkan tulisan Anda ke penerbit untuk diterbitkan dan dicetak massal? Dan apakah Anda pernah mengalami tulisan Anda ditolak berkali-kali oleh media atau penerbit? Jika iya, jangan berkecil hati! Jangan patah semangat! Jangan kapok untuk menulis dan berkarya! Karena semua pertanyaan di atas pernah saya alami, nyata saya rasakan. Jadi, Anda tidak sendirian. Ditolak itu rasanya memang tidak enak, digantung penerbit itu rasanya nyessek, menyebalkan dan menjengkelkan. Namun demikian, ada satu hal yang harus Anda sadari bahwa seburuk-buruknya tulisan Anda adalah karya terbaik Anda, adalah hasil cipta, rasa, dan karsa Anda, adalah tetap karya Anda. Bagaimanapun orang lain menghujat, menolak, dan mencibir tulisan Anda, hal itu tidak akan pernah menghilangkan nilai betapa mahalnya karya yang sudah Anda buat. 

Hari ini mungkin tulisan anda ditolak, dianggap tidak laku, dinilai tidak seksi, esok hari belum tentu hal itu berlaku lagi. Loh, bagaimana bisa? Sangat bisa dan terbuka kemungkinan terjadi. Berapa banyak karya-karya fenomenal yang berawal dari penolakan? Awalnya ditolak, namun kemudian meledak-ledak di pasaran dan bernilai komersil tinggi. Lihatlah bagaimana kisah J.K Rowling dengan novel Harry Potternya! Ditolak belasan kali namun kemudian meledak di pasaran. Lihatlah karya-karya lain yang awalnya dianggap sampah namun kemudian menjadi emas berlian yang dicari-cari orang. 

Saya sendiri memiliki kisah unik di mana ketika awal mula memiliki mimpi ingin mempublikasikan tulisan, ingin mengenalkan karya pertama harus mengalami penolakan yang tidak terhitung berapa kali ditolak namun pada akhirnya berujung manis karena ternyata ada satu penerbit yang mau menerbitkan karya pertama saya tersebut secara cuma-cuma. Dan di luar dugaan, ternyata buku itu kini ada di perpustakaan beberapa kampus ternama di dunia seperti Monash University Library , Australian National University, Melbourne University Library, Leiden University Library, University of Hawaii. Jujur, gak pernah kepikiran hal tersebut. Karya buruk bisa masuk rak perpustakaan kampus dunia. Ini linknya. https://www.worldcat.org/title/ganyang-malaysia-mengapa-tidak-ampuh-lagi-fpda-dalam-konstelasi-konflik-indonesia-malaysia/oclc/858611265

Seburuk-buruknya Tulisan


Dan sehubungan dengan hal itu, saya tidak peduli lagi apa kata orang. Baik buruk suatu tulisan adalah karya sendiri. Hingga suatu hari, Sabtu 18 Januari 2020 ketika saya berkesempatan berkunjung ke Perpustakaan Nasional kebanggaan Indonesia saya menemui karya ketiga saya yang ternyata ada di Perpusnas tersebut. Ternyata ada di Lantai 12. Gak nyangka juga tulisan buruk bisa majang di Perpusnas. Nah, jadi bagi siapapun Anda, jangan pedulikan lagi apa kata orang terkait karya dan tulisan Anda. Teruslah berkarya dan menulis sebagus mungkin menurut takaran akal pikiran Anda, karena seburuk-buruknya tulisan adalah tulisan Anda sendiri, karya Anda sendiri, orang lain hanyalah penikmat dari apa yang Anda tulis. 

0 Response to "Seburuk-buruknya Tulisan"

Post a Comment