Rusia, Negeri yang Tulus | Paradigma Bintang

Rusia, Negeri yang Tulus

Begitu banyak alasan yang membuat saya jatuh hati pada negeri beruang merah itu. Namun, melalui tulisan ini saya hanya ingin menuliskan hal-hal pokok yang menarik untuk dibagikan mengapa saya jatuh cinta pada negeri tersebut. Jujur, saya lahir dan besar di negeri tercinta, Indonesia. Namun demikian, saya seperti memiliki kedekatan lain dengan negeri yang kini bernama Rusia itu. Semua itu bermula dari terbangunnya perspektif saya dalam melihat dunia. Dan sosok Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia yang berhasil membukakan perspektif saya sehingga saya mulai mengenal dan menyukai Rusia. Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno Indonesia terlihat sangat mesra dengan Rusia yang saat itu masih bernama Uni Soviet. 

Rusia, Negeri yang Tulus


Beberapa kali Bung Karno tercatat pernah berkunjung ke negeri tersebut, beberapa kerja sama penting juga dibina kedua negara dalam upaya saling membutuhkan dan menghormati satu sama lain. Di tengah kondisi dunia yang saat itu sedang berkecamuk akibat sengitnya Perang Dingin, praktis hanya Uni Soviet yang setia menjalin persahabatan hangat dengan Indonesia. Hanya Soviet negeri yang saat itu mendukung total perjuangan revolusi Indonesia melawan nafsu kolonial Belanda yang masih berambisi merebut Irian Barat dari pangkauan ibu pertiwi. Di saat Amerika cendrung berada di pihak Belanda,Soviet yang menjadi sahabat terdekat Indonesia saat itu tidak ragu mendukung perjuangan Indonesia melawan Belanda. 

Dukungan Soviet tidak saja berupa kata-kata namun konkret berwujud bantuan nyata yang benar-benar dibutuhkan Indonesia dalam melakukan konfrontasi militer dengan Belanda. Praktis, berkat dukungan Soviet, dari akhir 1950-an hingga akhir masa kepemimpinan Presiden Soekarno pada tahun 1966, Uni Soviet telah memberi Indonesia bantuan satu kapal penjelajah, 14 kapal perusak, delapan kapal patroli antikapal selam, 20 kapal rudal, beberapa kapal torpedo bermotor dan kapal meriam, serta kendaraan-kendaraan lapis baja dan amfibi, helikopter, dan pesawat pengebom. 

Dengan kondisi persenjataan Indonesia yang seperti ini, Belanda akhirnya tidak bisa berbuat banyak, kecuali menyerah dan kembali ke meja perundingan. Belanda pun menyerahkan status Irian Barat kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kemudian melalui penentuan pendapat rakyat Irian Barat PBB akhirnya menyerahkan Irian Barat secara resmi kepada Indonesia. 

Dari peristiwa ini, saya mulai tersadarkan, bahwa hanya Uni Soviet dan kini bernama Rusia negeri yang dengan suka hati mau membantu Indonesia tanpa pamrih, tanpa mau menagih-nagih bantuan yang telah diberikan suatu hari kelak. Hal ini penting untuk disampaikan karena ada negara tetangga yang saat Indonesia dilanda musibah berlagak seperti pahlawan yang bermurah hati menjatuhkan bantuan namun ternyata palsu. Karena di kemudian hari, bantuan itu diungkit-ungkit lagi hanya karena berbeda berbeda prinsip tentang satu hal. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Rusia. Persahabatan dan persaudaran Indonesia-Rusia benar-benar tulus sehingga sampai kapan pun hubungan keduanya akan selalu harmonis dan mesra. Inilah yang membuat saya menyukai Rusia, negeri dengan segudang kehangatan dan ketulusan. 

Ditulis untuk mengikuti lomba essay "Alasan Kenapa Saya Menyukai Rusia?" yang diadakan Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia.

0 Response to "Rusia, Negeri yang Tulus"

Post a Comment