Seksinya Hasil Pilgub DKI 2017 | Paradigma Bintang

Seksinya Hasil Pilgub DKI 2017

Rabu (15/2/17) Indonesia menggelar Pilkada serentak di 101 daerah di seluruh Indonesia. Di antara gelaran-gelaran pesta demokrasi itu, Pilgub DKI Jakarta tidak bisa dipungkiri sebagai yang paling seksi.  Seperti prediksi banyak lembaga kredibel, dari hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga mainstream seperti Litbang Kompas, LSI, Charta Politica, Indo barometer, Indokator, SMRC semuanya mengeluarkan rilis hasil hitung cepat yang senada. Menurut temuan mereka, pasangan Ahok-Djarot berada di posisi teratas dengan perolehan suara 40 persen lebih, suara mereka di kisaran 41-43 persen. Disusul kemudian oleh pasangan Anies-Sandi dengan kisaran suara 39-40 persen, diikuti kemudian pasangan Agus-Sylvi dengan suara 16-19 persen. 

Merujuk kepada hasil hitung cepat Litbang Kompas, Ahok-Djarot memperoleh 42,87 persen, Anies-Sandi 39,76, dan Agus-Sylvi 17,37 persen. Dengan demikian, Pilgub DKI akan berlangsung dua putaran dengan menyisakan dua kandidat final (Ahok-Djarot vs Anies-Sandi) di bulan April 2017. Drama belum selesai, pertarungan politik DKI akan semakin seru dan menarik untuk terus diikuti hingga babak akhir. 

Analisa Hasil Pilgub DKI 2017

Tanpa bermaksud mendahului hasil final penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, hasil hitung cepat sejatinya mengkonfirmasi siapa kandidat yang akan lolos ke putaran berikutnya dan siapa kandidat yang harus tersisih dan angkat koper lebih dahulu dari arena pertarungan politik DKI 2017. Harus dikatakan Agus-Sylvi adalah pasangan yang kalah dan harus mengakui ketangguhan Ahok-Djarot serta Anies-Sandi. Suka tidak suka, demikianlah fakta riil yang terjadi, pasangan ini kalah telak dari dua pesaing utamanya. Mengapa bisa kalah? Jawabannya, karena keduanya memang belum layak menjadi Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. 


Dari paparan visi misi, program kerja, penampilan debat kita bisa melihat bahwa nilai pasangan ini benar-benar di bawah Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Belum lagi ditambah dengan faktor intervensi terlalu jauh sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan gaya pencitraannya ayah dari Agus ini memainkan politik melodrama ‘didzalimi penguasa’ akibat terkuaknya komunikasi SBY - Ketua MUI Ma`ruf Amien terkait keluarnya fatwa MUI menyikapi pidato kontroversi Ahok di Kepulauan Seribu, demikian pula demonstrasi ratusan mahasiswa di kediaman barunya di Mega Kuningan Jaksel yang membuat SBY semakin melankolis, curhat sepuasnya di media sosial dan panggung terbuka. Semula ia berharap mendapat simpati publik  yang bisa mendongkrak elektabilitas anaknya, namun ternyata blunder, warga DKI kini sudah sadar, tidak bisa lagi dibodohi dengan politik pencitraan. Hari H pemungutan suara membuktian bahwa Agus, anaknya SBY itu kalah alias tidak mendapat dukungan suara signifikan dari warga DKI. Percaya Diri (PD) itu harus tapi terlalu PD jangan, tidak baik, bisa kontra produktif. 

Lantas bagaimana dengan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi? Mengapa mereka bisa menang dan lolos ke putaran final Pilkada DKI Jakarta 2017? Jawabannya karena mereka merupakan kandidat pasangan yang patut menjadi pemimpin DKI. Secara akumulasi nilai dilihat dari platform kerja, debat kandidat, di atas angin mereka memang mengungguli pasangan Agus-Sylvi. Kita bisa mengukur penampilan mereka saat debat terbuka, visi misi mereka lebih mudah dipahami dan diterima dengan nalar sehat. 

Pendekatan dan gaya mereka mengkomunikasikan pesan-pesan politik juga relatif lebih meyakinkan dibandingkan Agus-Sylvi. Jam terbang dan kematangan diri barangkali menjadi faktor penyebab Ahok-Djarot dan Anies-Sandi bisa mengalahkan Agus-Sylvi. Kini warga DKI semakin dihadapkan dengan pilihan sulit, apakah memilih Ahok-Djarot atau Anies-Sandi? Selisih derajat keterpilihan (elektabilitas) antara keduanya dari waktu ke waktu semakin kecil, siapa yang bakal terpilih? Biarlah waktu yang menjawabnya. Inilah babak baru pertarungan politik DKI, antara rasional politik atau emosional politik? Kamu pilih yang mana? 

0 Response to "Seksinya Hasil Pilgub DKI 2017"

Post a Comment