Melawan Pikun | Paradigma Bintang

Melawan Pikun

Adalah fakta bahwa manusia semakin hari semakin tua, dalam pada itu ada sunnah alam yang memastikan bahwa manusia semakin tua semakin melemah. Baik pikiran, daya ingat, panca indra dipastikan mengalami penurunan fungsi, penglihatan mulai  kabur, pikiran mulai pikun, gigi geraham mulai ada yang gingsul, dan sebagainya. Itulah siklus alamiah manusia, semakin lama di dunia, semakin layu. Suka tida suka, mau tidak mau, hal ini harus diterima. Namun demikian, sejatinya manusia bisa mengimbangi gejala penuaan itu dengan strategi-strategi yang semestinya. Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi trik dalam melawan pikun, salah satu penyakit yang rawan menyerang siapapun manusianya, termasuk saya sendiri.

Cara Melawan Pikun
Cara ampuh melawan pikun
Gejala pikun biasanya ditandai dengan penyakit lupa, lupa adalah sindrom yang menyerang hampir setiap orang. Saya pribadi, tergolong pelupa, begitu sering barang-barang berharga hilang, tertinggal akibat kelupaan. Beberapa kali kartu ATM saya harus diblokir dan diganti akibat kelupaan tidak segera diambil sehingga tertelan mesin ATM, pun tak terhitung berapa kali kunci kamar dan ruangan hilang akibat lupa menaruh. Terhadap gejala-gejala pikun di atas, saya mengimbanginya dengan memberikan perlawanan yang efektif, cara saya melawan pikun adalah dengan menjaga pikiran terus berfungsi. Membaca adalah hal yang sering saya lakukan dalam melawan pikun yang mulai menyerang. 

Tidak membiarkan pikiran kosong dan tidak bekerja adalah pilihan tepat dalam menangkal serangan pikun, Dalam sehari, luangkan waktu untuk menghangatkan otak-pikiran anda dengan materi-materi bacaan yang positif. Berapa durasinya? Bergantung kemampuan anda, anda mampu satu jam, luangkan waktu satu jam untuk memberikan waktu bagi otak – pikiran anda bekerja dengan menyerap informasi dari materi bacaan. Atau hanya mampu 20-30 menit, ya tidak masalah, intinya jangan biarkan satu hari otak beku dan tidak berfungsi. Membaca merupakan hal dasar yang bisa dijangkau siapapun, membaca juga merupakan terapi sederhana dalam menjaga saraf-saraf pikiran terus terlatih. Ibarat motor yang harus dihangati setiap hari, otak dan pikiran manusia juga mesti dihangati, dirangsang dengan hal positif agar terus berfungsi dan tidak karatan. 

Dalam memerangi gejala pikun, saya meluangkan waktu dalam sehari dengan aktivitas membaca, koran atau surat kabar paling sering menjadi sasaran bacaan. Mengapa koran? Karena membaca koran bagi saya seperti membaca kehidupan, dari membaca koran saya jadi tahu apa dan bagaimana perkembangan dunia, mulai dari lokal, nasional, hingga internasional. Namun tidak semua koran saya baca, mengapa? Karena saya punya selera dan standar tertentu dalam memilah koran mana yang layak saya baca. 

Sekedar berbagi, selera saya untuk bahan bacaan koran kebetulan menyukai Harian Kompas, seperti yang terlihat pada gambar di atas, Kompas memang menjadi salah satu sumber bacaan saya sebagai terapi melawan pikun. Mengapa Kompas? Jujur, menurut penilaian saya, Kompas sampai detik ini merupakan satu-satunya media cetak nasional, senior, yang benar-benar kredibel, netral, dan benar-benar menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Jika salah akan tetap dikatakan salah, tidak peduli siapa yang bersangkutan, sebaliknya jika benar akan tetap dikatakan benar. Sesuai dengan jargonnya “Amanat Hati Nurani Rakyat” apa yang tertulis di Kompas adalah hal yang apa adanya sesuai dengan realitasnya, tidak diplintir ataupun dipolitisir. Begitulah fakta terkait dengan selera koran bacaan saya. 

Tentu sekalipun saya menjadikan Kompas sebagai salah satu sumber bacaan, tidak lantas menerima mentah-mentah, adakalnya saya juga mengkritisi dan menalaah lebih lanjut. Dengan begitu otak-pikiran terus bekerja dan penyakit pikun bisa dilawan dan diminimalisir.       

2 Responses to "Melawan Pikun"