Brexit Terjadi, Cameron Mundur | Paradigma Bintang

Brexit Terjadi, Cameron Mundur

Sebagaimana referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa  (UE) sudah digelar Kamis (23/6/16), dan hasilnya luar biasa mengejutkan, warga Inggris memutuskan untuk keluar dari blok UE setelah 43 tahun lamanya bergabung dalam blok ekonomi politik Eropa tersebut. Hasil referendum menunjukkan bahwa 51.9% warga Inggris menginginkan keluar dari UE, sementara hanya 48.1% persen warga yang menginginkan Inggris tetap di UE. Inilah ujung penantian selama tiga tahun semenjak referendum keanggotaan di UE dijanjikan oleh Perdana Menteri David Cameron 2013 lalu. Warga Inggris tidak bisa semudah sebelumnya memasuki negara anggota UE, pun sebaliknya memasuki Inggris bagi negara-negara UE kini tidak akan segampang sebelum Brexit terjadi. Akan ada restriksi layaknya warga asing yang ingin memasuki negara orang, secara keimigrasian akan tampak ribet.

Bitain Exit alias Brexit kini benar-benar nyata terjadi, dan sebagai konsekuensi dari Brexit Inggris kini tidak lagi menjadi bagian dari UE, itu artinya segala kestimewaan yang dimiliki  Inggris sebagai anggota UE tidak akan berlaku lagi. Inggris tidak akan lagi bisa menikmati akses ke pasar tunggal Uni Eropa, Inggris mesti memperbarui persetujuan dagang baru dengan negara-negara lain di dunia. Ini berarti, lalu lintas pergerakan warga Inggris dan warga Uni Eropa lainnya yang bebas bergerak masuk ke sesama anggota UE kini tidak lagi ada seiring keluarnya Inggris dari UE. 

Brexit Nyata Terjadi
                                                                                                                                                                                   Sumber: BBC.com
Selain dampak ekonomi, konsensus warga Inggris yang memutuskan keluar dari UE rupanya berdampak politik yang cukup pelik. Skotlandia, salah satu negara persemakmuran Inggris yang sebagian besar (2/3) warganya menginginkan Inggris tetap di UE rupanya menuntut referendum kemerdekaan dari Inggris.  Begitu pula dengan Irlandia Utara, tersiar kabar muncul petisi mereka akan mengajukan referendum kemerdekaan dari Inggris. Selain itu, buntut dari terjadinya Brexit, seperti dilansir Reuters juga mempengaruhi keanggotaan Inggris selaku pemegang veto Dewan Keamanan PBB. Tidak hanya itu, terjadinya Brexit menimbulkan efek domino yang menjelar tehadap negara anggota lain, dikabarkan Reuter pemimpin-pemimpin populis di Perancis dan Belanda juga menuntut diadakannya referendum serupa untuk meninggalkan UE.

Sebagai efek dari Brexit yang sudah ditetapkan Inggris, maka akan ada waktu dua tahun bagi Inggirs untuk memproses segala prosedur menyangkut status perpisahan dari UE. Dan yang menyedihkan adalah, Brexit rupanya berdampak politik serius terhadap karir seorang David Cameron, Perdana Menteri Inggris yang selama enam tahun memimpin Inggris Raya. Sebagaimana diberitakan Reuters, usai kepastian Inggris memilih meninggalkan UE, Cameron dalam keterangan persnya, menyatakan bahwa ia akan mundur sebagai PM Inggris per Oktober 2016. Ia merasa, pasca keputusan Brexit terjadi tidak lagi tepat memimpin Inggris.  Cameron berharap penggantinya bisa memulai proses keluarnya Inggris dari UE. Bisa dibilang inilah buah dari blundernya Cameron yang pada Pemilu 2013 berjanji, jka terpilih sebagai Perdana Mneteri akan mengadakan referendum keanggotaan Inggris di UE. (REUTERS)

Selamat tinggal Uni Eropa, Selamat menempuh hidup baru bagi Inggris!






0 Response to "Brexit Terjadi, Cameron Mundur"

Post a Comment