Pubertas Dini dan Solusinya | Paradigma Bintang

Pubertas Dini dan Solusinya

Secara medis, pubertas dini dapat meyebabkan masalah kesehatan dan psikologis bagi anak belasan tahun yang terkategorikan remaja. Orang tua perlu tahu ciri-ciri pubertas dini agar bisa memberikan pola asuh dan komunikasi dua arah dalam proses pengasuhan kepada buah hatinya. Beberapa faktor seperti nilai gizi, bahan kimia di makanan yang mengandung hormon dapat mempercepat laju pubertas. Dan terlalu berlebihan mengonsumsi makanan yang memicu kegemukan juga menyebabkan pubertas dini, begitupun dengan kosmetik kecantikan, rawan mengandung hormon yang kerap membuat anak perempuan berdandan di luar batas kewajaran alias tidak sesuai dengan  usianya.

Dalam praktiknya, perempuan lebih cepat puber  dibandingkan laki-laki. Namun bagaimanakah ciri-ciri pubertas dini? Menurut salah satu dokter spesialis anak, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Aditya suryansyah, seperti termuat dalam harian kompas (20/2/16) menyatakan bahwa tanda puber dini adalah jika di awal usia puber anak sudah mengalami mimpi basah dan menstruasi itu tandanya anak puber dini. Sementara tumbuhnya bulu kemaluan adalah fase akhir dari pubertas anak. 

Dewasa ini, anak cendrung cepat puber sebelum waktunya dibandingkan tiga dekade silam. Umumnya, usia puber adalah: anak perempuan pada usia 8-13 tahun, dan anak laki-laki di usia 9-14 tahun. Menurut hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan tahun 2010 menyebutkan bahwa sekitar 5,2 persen dari populasi anak Indonesia di 17 provinsi mengalami haid pertama sebelum usia 13 tahun. Selain itu, menurut hasil riset oleh Aditya tentang “gambaran tanda pubertas pada murid sekolah dasar” tahun 2011 mengindikasikan pubertas dini jamak terjadi di perkotaan setengah tahun lebih cepat jika dibandingkan dengan anak-anak di perdesaan. 

Apapun itu, pubertas secara riil dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti etnis, kondisi social, nutrisi, aktivitas, dan masalah kronis kejiwaan. Untuk di perkotaan, lingkungan sosial dan kondisi kejiwaan berpengaruh besar pada pubertas dini anak. Lebuh lanjut, keterbukaan informasi dan dorongan sosial juga dapat mempercepat hormon pertumbuhan yang merangsang terjadinya pubertas dini.  Menstruasi dan membesarnya ukuran testis adalah fase akhir pubertas dini yang datang lebih cepat daripada semestinya. Secara alamiah, pada anak perempuan, menstruasi terjadi setelah dua tahun fase pembesaran payudara. Efek dari pubertas dini adalah badan sulit bertambah tinggi di mana menstruasi pertama menjadi fase akhir penambahan tinggi badan anak. Anak perempuan puber dini lebih pendek dibandingkan dengan temannya yang puber pada usia yang semestinya. Adapun anak laki-laki bertambah tinggi 2-3 tahun setelah mengalami puber. 

Secara ilmiah, perempuan yang mengalami menstruasi terlalu dini dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, resistensi kulit, resistensi insulin, obesitas abdominal, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi. Sementara pubertas dini yang menjurus pada seks pra nikah berisiko pada terjadinya kehamilan dan infeksi menular seksual. Secara psikologis, pubertas dini berdampak pada timbulnya rasa bingung, stress, cemas, dan emosional pada anak. Karena itu, disinilah peran orang tua diuji, bagaimana ia memainkan peran sebagai pihak terdedat dengan anak yang sedang di fase peralihan dari yang sebelumnya culun, cupu, tabu dengan organ vital, menjadi pribadi yang sama sekali baru. Suara mulai membesar, kumis dan bulu-bulu mulai tumbuh, dan mulai sensitif terhadap hal-hal yang merangsang. Peran orang tua sangat diharapkan untuk mengarahkan dan menjadi mitra terdekat anak agar anak terhindar dari sindrom negatif pubertas dini. Komunikasi terbuka dan bersahabat dengan anak adalah kunci  orang tua bisa memasuki dunia puber anak dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama anak mengalami masa puber.        

0 Response to "Pubertas Dini dan Solusinya"

Post a Comment