Mengenal Peraih Nobel Kedokteran 2015 | Paradigma Bintang

Mengenal Peraih Nobel Kedokteran 2015

Kali ini saya ingin berbagi kisah tentang pemenang nobel kedokteran 2015, menurut saya, kisah perjuangannya sangat inspiratif dan motivatif. Berikut ceritanya.

Gelar nobel kedokteran tahun 2015 jatuh kepada Tu Youyou (84), ilmuwan Tiongkok, penemu artemisin, obat penyakit malaria. Inilah buah dari perjuangan panjang seorang dokter, akademisi sejati yang tidak kenal lelah melakukan eksperimen dan riset. Puluhan tahun ia habiskan waktu untuk mendedikasikan diri bagi dunia medis, ia pun diganjar dengan imbalan setimpal, dianugerahi gelar nobel kedokteran untuk karyanya yang fenomenal. Menurut riwayatnya, sukses yang diraih Tu Youyou tidak lepas dari kerja keras dia melakukan eksperimen, menelaah naskah-naskah kuno, serta sentuhan tangan dingin pemimpin Tiongkok bernama Mao Tse Tung. 
Menurut ceritanya, 21 Januari 1969, Mao Tse Tung memberi PR kepada Tu Youyou untuk memimpin ''Proyek 523''. Pada saat perintah ini turun, perang Vietnam sedang berkecanuk, maklum waktu itu sedang berlangsung perang dingin yang membelah dunia menjadi dua kutub besar; kutub barat yang dipimpin Amerika dan kutub Timur yang dipimpin Soviet. Proyek 523 ini sengaja diberi nama demikian sebagai kode rahasia milter, proyek ini bertujuan untuk mencari obat dari penyakit malaria yang cukup endemik. Mao menyuruh Tao Youyou mecari obat malaria sebagai respon atas permintaan Vietnam Utara, sekutu Tiongkok yang pada saat itu sedang menghadapi perang gerilya melawan Vietnam Selatan yang dibantu Amerika. Waktu itu, banyak tentara Vietnam Utara (Vietkong) yang tewas akibat terserang penyakit Malaria. Pada saat Tou Youyou mendapat mandat mencari obat Malaria usianya mencapai 39, karena ia lahir pada 1930. Saat itu juga, ia meniti karir di Academy of Traditional Chinese Medicine Beijing. Ia belajar teknik pengobatan tradisional Tiongkok serta memperoleh pendidikan kedokteran barat dari Departemen Farmakologi Pekong University School of Medicine.

Setelah mendapat amanah, Tu segera mengeksekusi tugas mulia menemukan obat malaria dengan mengobservasi ke pulau Hainan, sebelah selatan Tiongkok. yang dilanda wabah malaria. Setelah melakukan observasi lapangan, Tu kembali ke Beijing dan meminta timnya mengumpulkan resep obat-obatan kuno Tiongkok. Ia juga banyak berdialog dengan tabib-tabib Tiongkok, mewawancarai mereka, bahkan hasilnya ia tulis dalam buku catatan yang ia beri judul Koleksi Praktik dan Resep untuk Anti Malaria. Ia pun berhasil menginventarisir 2.000 resep obat tradisional Tiongkok, di mana 640 resep di antaranya memiliki potensi untuk dijadikan bahan meracik obat malaria. Dalam sejarahnya,Tu kemudian melakukan percobaan  sekitar 380 resep, di antaranya; ekstraksi daun qinghao atau sweet wormood (Artemisia annua L). Ekstrak qinghao ia lakukan dengan merebusnya di suhu tinggi yang tidak stabil. 

Tidak berhenti sampai disitu, Tu kemudian menelaah lebih lanjut manuskrip kuno dan ia menemukan tulisan Ge Hong yang lahir pada abad ke-4, tulisan itu memuat teknik mengolah qinghao yang mesti direndam dengan sedikit air dingin, diekstak agar keluar intisarinya, kemudian ditelan habis. Bagi Tu, hal ini merupakan momen langka, merebus daun qinghao pada suhu tinggi  dapat merusak khasiat asli yang terkandung. Karenanya, ia kemudian mengestraknya di cairan yang dipanaskan kurang dari 35 derajat celcius. Hasilnya sangat menakjubkan, Hasil ekstraksi cairan di atas ketika diujicobakan kepada tikus dan monyet yang ditulari parasit malaria, hasilnya 100 persen manjur. Wow, amazing. Tu lalu mencobakan ke tubuhnya sendiri, dan reaksinya aman. Ia kemudian mencobakan kepada pasien penderita malaria dengan ekstraksi temuannya ''Artemesia annua L, atau disebut artemisinin''. Dalam perkembangannya, obat artemisin yang ia temukan kemudian menjadi pencerah dan nafas baru bagi penawar penyakit malaria yang menyebar di 107 negara dengan angka kesakitan 300-500 juta orang dan angka kematian menyentuh angka 1,5 juta orang per tahun. 

Secara ilmiah, parasit malaria bisa cepat resisten pada obat, dan artemisin terbukti bisa mematikan parasit malaria. Puncaknya, World Health Organization (WHO) menobatkan artemisin  combination therapies (ACT) sebagai obat malaria. Inilah buah manis dari perjuangan panjang seorang ilmuwan medis yang gigih betul mempersembahkan pengabdian terbaiknya di dunia medis. Manfaatnya sekarang bisa dinikmati oleh semesta. Mestinya setiap praktisi medis berparadigma seperti seorang Tu Youyou ini. Keren.

0 Response to "Mengenal Peraih Nobel Kedokteran 2015"

Post a Comment